Cara Install Laravel di Windows

Hai Sobat Teknologi!

Apakah kamu seorang pengembang web yang ingin mencoba framework PHP terbaru? Laravel adalah salah satu framework PHP terpopuler dan paling dicari saat ini. Dalam artikel ini, saya akan membahas cara mudah untuk menginstall Laravel di Windows.

1. Persyaratan Sistem

Sebelum memulai instalasi, pastikan komputer kamu memenuhi persyaratan sistem yang diperlukan untuk menjalankan Laravel di Windows. Persyaratan minimal meliputi:

Software Versi
Windows 7 atau lebih baru
PHP 7.2.5 atau lebih baru
Composer 1.8 atau lebih baru
Node.js 8.55 atau lebih baru
NPM 3 atau lebih baru
Git bash command line

2. Install PHP

Pertama-tama, kamu perlu menginstall PHP di Windows. Untuk instalasi PHP, kamu dapat menggunakan XAMPP, WAMP, atau PHP binary yang dapat diunduh di situs resmi PHP.

3. Install Composer

Setelah menginstall PHP, kamu harus menginstall Composer. Composer adalah manajer dependency untuk PHP yang memudahkan kamu untuk mengatur dan menginstal package yang dibutuhkan saat membuat proyek Laravel.

Untuk menginstall Composer pada Windows, kamu dapat mengunduh installer Windows yang tersedia di situs resmi https://getcomposer.org/download/.

4. Install Node.js dan NPM

Setelah menginstall Composer, kamu harus menginstall Node.js dan NPM. Node.js adalah lingkungan JavaScript yang didesain untuk menjalankan JavaScript di sisi server. NPM adalah manajer package untuk Node.js yang memudahkan kamu dalam mengatur dan menginstal package yang dibutuhkan.

Untuk menginstall Node.js pada Windows, kamu dapat mengunduh paket instalasi yang tersedia di situs resmi https://nodejs.org/en/download/.

NPM akan terinstal secara otomatis ketika kamu menginstall Node.js.

5. Install Git

Terakhir, kamu harus menginstall Git. Git adalah sistem pengontrol versi yang digunakan untuk mengatur kode sumber proyek Laravel.

Untuk menginstall Git pada Windows, kamu dapat mengunduh instalator Git yang tersedia di situs resmi https://git-scm.com/download/win.

6. Membuat Proyek Laravel Baru

Sekarang kamu sudah memenuhi semua persyaratan sistem dan menginstall semua tool yang dibutuhkan untuk membuat proyek Laravel. Selanjutnya, kamu dapat membuat proyek Laravel baru dengan menjalankan perintah berikut:

composer create-project --prefer-dist laravel/laravel nama-proyek

Ganti “nama-proyek” dengan nama proyek yang ingin kamu buat.

7. Menjalankan Proyek Laravel

Setelah kamu berhasil membuat proyek Laravel baru, kamu dapat menjalankannya dengan menggunakan web server bawaan PHP. Kamu dapat menjalankan web server dengan menjalankan perintah berikut:

php artisan serve

Setelah menjalankan perintah tersebut, kamu dapat mengakses proyek Laravel baru kamu pada URL http://localhost:8000.

8. Menggunakan IDE untuk Memudahkan Pengembangan

Jika kamu ingin membuat pengembangan proyek Laravel menjadi lebih mudah, kamu dapat menggunakan IDE seperti Visual Studio Code, PhpStorm, atau NetBeans. Dengan IDE, kamu akan memiliki fitur-fitur seperti syntax highlighting, auto-completion, dan debugging yang memudahkan kamu untuk membuat proyek Laravel.

9. Mengatur Database di Laravel

Setelah kamu berhasil membuat proyek Laravel baru, ada beberapa file yang perlu kamu edit untuk mengatur koneksi ke database. Pertama, buka file .env di folder proyek Laravel kamu dan ubah pengaturan database sesuai dengan konfigurasi database kamu:

DB_CONNECTION=mysqlDB_HOST=127.0.0.1DB_PORT=3306DB_DATABASE=nama_databaseDB_USERNAME=username_databaseDB_PASSWORD=password_database

Pastikan kamu mengganti nilai-nilai ini dengan nilai yang sesuai dengan konfigurasi database kamu.

Setelah mengedit file .env, selanjutnya kamu harus mengubah pengaturan koneksi ke database di file config/database.php. Kamu dapat menambahkan koneksi database baru atau mengedit koneksi default:

'default' => env('DB_CONNECTION', 'mysql'),'connections' => ['mysql' => ['driver' => 'mysql','host' => env('DB_HOST', '127.0.0.1'),'port' => env('DB_PORT', '3306'),'database' => env('DB_DATABASE', 'forge'),'username' => env('DB_USERNAME', 'forge'),'password' => env('DB_PASSWORD', ''),'charset' => 'utf8mb4','collation' => 'utf8mb4_unicode_ci','prefix' => '','strict' => true,'engine' => null,],],

10. Membuat Model, View, dan Controller di Laravel

Setelah mengatur koneksi ke database di Laravel, kamu dapat membuat Model, View, dan Controller untuk proyek Laravel kamu. Dalam Laravel, Model digunakan untuk memetakan tabel database ke dalam bentuk objek-objek PHP, View digunakan untuk menampilkan data ke pengguna, dan Controller digunakan untuk menangani logika bisnis dan mengatur model dan view.

11. Menggunakan Migration di Laravel

Migration digunakan untuk membuat dan mengelola skema database tanpa harus menulis SQL secara manual. Dalam Laravel, kamu dapat menggunakan Migration untuk membuat tabel database, menambah kolom ke tabel, atau memperbarui struktur tabel.

Untuk membuat Migration baru, kamu dapat menjalankan perintah berikut:

php artisan make:migration create_nama_tabel_table --create=nama_tabel

Ganti “nama_tabel” dengan nama tabel yang ingin kamu buat.

Setelah membuat Migration baru, kamu dapat mengedit file migrasi di folder database/migrations dan menambahkan kode yang diperlukan untuk membuat tabel atau memperbarui skema tabel yang telah ada.

Setelah mengedit file migrasi, kamu dapat menjalankan perintah php artisan migrate untuk menjalankan migrasi dan membuat tabel atau memperbarui skema tabel yang telah ada.

12. Menggunakan Seeder di Laravel

Seeder digunakan untuk memasukkan data awal ke dalam database. Dalam Laravel, kamu dapat menggunakan Seeder untuk memasukkan data dummy ke dalam tabel database.

Untuk membuat Seeder baru, kamu dapat menjalankan perintah berikut:

php artisan make:seeder NamaSeeder

Ganti “NamaSeeder” dengan nama Seeder yang ingin kamu buat.

Setelah membuat Seeder baru, kamu dapat mengedit file Seeder di folder database/seeds dan menambahkan data dummy ke dalam tabel database.

Setelah mengedit file Seeder, kamu dapat menjalankan perintah php artisan db:seed untuk menjalankan Seeder dan memasukkan data dummy ke dalam tabel database.

13. Menggunakan Route di Laravel

Route digunakan untuk menentukan cara Laravel merespons permintaan HTTP. Dalam Laravel, kamu dapat menggunakan Route untuk menentukan URL dan metode HTTP yang akan direkayasa oleh Laravel.

Untuk membuat Route baru, kamu dapat mengedit file routes/web.php dan menambahkan kode yang diperlukan untuk menentukan URL dan metode HTTP yang diinginkan:

Route::get('/nama_route', function () {return 'Hello, World!';});

Ganti “/nama_route” dengan URL yang kamu inginkan.

14. Menggunakan Blade Template Engine di Laravel

Blade adalah template engine yang digunakan dalam Laravel untuk memudahkan kamu dalam membuat tampilan web. Dalam Blade, kamu dapat menggunakan template inheritance, section, dan directive untuk membuat tampilan web yang dinamis.

Untuk membuat Blade template baru, kamu dapat membuat file dengan ekstensi .blade.php di folder resources/views.

15. Menggunakan Controller di Laravel

Controller adalah bagian dari aplikasi Laravel yang menangani logika bisnis dan mengatur pemetaan antara View dan Model. Dalam Controller, kamu dapat menggunakan method seperti index(), create(), store(), show(), edit(), update(), dan destroy() untuk menangani permintaan HTTP dari pengguna.

16. Menggunakan Middleware di Laravel

Middleware digunakan dalam Laravel untuk menambahkan lapisan keamanan ke dalam proyek Laravel kamu. Dalam Middleware, kamu dapat menggunakan method seperti auth dan guest untuk mengecek apakah pengguna telah login atau belum.

Untuk membuat Middleware baru, kamu dapat menjalankan perintah berikut:

php artisan make:middleware NamaMiddleware

Ganti “NamaMiddleware” dengan nama Middleware yang ingin kamu buat.

17. Kesimpulan

Itulah cara mudah untuk menginstall Laravel di Windows. Dalam artikel ini, kita telah membahas persyaratan sistem, menginstall PHP, Composer, Node.js, NPM, Git, membuat proyek Laravel baru, menggunakan IDE untuk memudahkan pengembangan, mengatur database di Laravel, membuat Model, View, dan Controller di Laravel, menggunakan Migration di Laravel, menggunakan Seeder di Laravel, menggunakan Route di Laravel, menggunakan Blade Template Engine di Laravel, menggunakan Controller di Laravel, dan menggunakan Middleware di Laravel.

FAQs

1. Apa itu Laravel?

Laravel adalah sebuah framework PHP yang digunakan untuk membuat aplikasi web. Laravel menyediakan banyak fitur yang memudahkan kamu dalam membuat aplikasi web, seperti routing, pengaturan database, dan templating.

2. Apa persyaratan sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan Laravel di Windows?

Untuk menjalankan Laravel di Windows, kamu memerlukan Windows 7 atau lebih baru, PHP 7.2.5 atau lebih baru, Composer 1.8 atau lebih baru, Node.js 8.55 atau lebih baru, NPM 3 atau lebih baru, dan Git dengan bash command line.

3. Apa itu Migration di Laravel?

Migration digunakan dalam Laravel untuk membuat dan mengelola skema database tanpa harus menulis SQL secara manual. Dalam Laravel, kamu dapat menggunakan Migration untuk membuat tabel database, menambah kolom ke tabel, atau memperbarui struktur tabel yang telah ada.

4. Apa itu Seeder di Laravel?

Seeder digunakan dalam Laravel untuk memasukkan data awal ke dalam database. Dalam Laravel, kamu dapat menggunakan Seeder untuk memasukkan data dummy ke dalam tabel database.

5. Apa itu Middleware di Laravel?

Middleware digunakan dalam Laravel untuk menambahkan lapisan keamanan ke dalam proyek Laravel kamu. Dalam Middleware, kamu dapat menggunakan method seperti auth dan guest untuk mengecek apakah pengguna telah login atau belum.

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!

Leave a Comment